Naskah Drama 7 Orang Dengan Tema Rokok Sebagai Kenakalan Remaja [UPDATED]
Naskah Drama 7 Orang Dengan Tema Rokok Sebagai Kenakalan Remaja
Rokok adalah salah satu faktor yang dapat memicu kenakalan remaja. Banyak remaja yang merokok karena pengaruh teman, lingkungan, atau rasa penasaran. Padahal, rokok memiliki dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental remaja. Rokok juga dapat mengganggu prestasi belajar dan masa depan remaja.
naskah drama 7 orang dengan tema rokok sebagai kenakalan remaja
Download File: https://www.google.com/url?q=https%3A%2F%2Furlcod.com%2F2tSOKD&sa=D&sntz=1&usg=AOvVaw2pOCrgS4yH_ttGgsyJ3ONO
Untuk menyadarkan remaja tentang bahaya rokok, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat naskah drama. Naskah drama adalah teks yang berisi dialog antara beberapa tokoh yang akan dipentaskan di atas panggung. Naskah drama dapat mengangkat berbagai tema yang relevan dengan kehidupan remaja, salah satunya adalah tema rokok sebagai kenakalan remaja.
Berikut ini adalah contoh naskah drama 7 orang dengan tema rokok sebagai kenakalan remaja. Naskah drama ini bercerita tentang sekelompok remaja yang terlibat dalam kegiatan merokok dan mengalami berbagai masalah akibatnya. Naskah drama ini bertujuan untuk memberikan pesan moral bahwa merokok tidak baik bagi remaja dan harus dihindari.
Contoh Naskah Drama 7 Orang Dengan Tema Rokok Sebagai Kenakalan Remaja
Tokoh:
Rian: remaja laki-laki yang suka merokok dan menjadi ketua geng.
Bima: remaja laki-laki yang suka merokok dan menjadi anggota geng Rian.
Andi: remaja laki-laki yang suka merokok dan menjadi anggota geng Rian.
Rina: remaja perempuan yang suka merokok dan menjadi pacar Rian.
Lisa: remaja perempuan yang tidak suka merokok dan menjadi sahabat Rina.
Bu Siti: guru BK di sekolah Rian dan kawan-kawan.
Pak Budi: dokter di puskesmas tempat Rian dan kawan-kawan berobat.
Setting:
Adegan 1: di lapangan sekolah.
Adegan 2: di kantin sekolah.
Adegan 3: di ruang BK sekolah.
Adegan 4: di puskesmas.
Naskah:
Adegan 1
(Rian, Bima, dan Andi sedang duduk-duduk di lapangan sekolah sambil merokok.)
Rian: Ah, enaknya ngerokok di sini. Udara sejuk, suasana tenang, bebas dari gangguan.
Bima: Iya, nih. Gue juga suka ngerokok di sini. Apalagi bareng lo semua. Serasa gengster banget.
Andi: Gengster? Emang kita gengster ya? Gue sih cuma ikut-ikutan lo aja. Gue kan gak mau ketinggalan zaman.
Rian: Ya udah, kita sebut aja kita gengster. Gengster rokok. Kita kan beda dari yang lain. Kita punya gaya hidup sendiri. Kita gak peduli sama omongan orang.
Bima: Betul, betul. Kita gengster rokok. Kita gak takut sama siapa pun. Kita gak takut sama guru, sama orang tua, apalagi sama pacar.
Andi: Eh, bicara soal pacar, lo udah lama ya pacaran sama Rina? Dia gimana? Dia juga suka ngerokok?
Rian: Ya udah setahun lebih lah pacaran sama dia. Dia sih gak suka ngerokok. Tapi dia juga gak melarang gue ngerokok. Dia kan sayang sama gue apa adanya.
Bima: Wah, beruntung banget lo punya pacar kayak gitu. Gue sih belum nemu cewek yang cocok buat gue. Yang ada malah cewek-cewek sok suci yang benci sama rokok.
Andi: Iya, iya. Gue juga belum nemu cewek yang mau nerima gue yang hobi ngerokok ini. Padahal gue kan ganteng-ganteng.
Adegan 2
(Rina dan Lisa sedang makan siang di kantin sekolah.)
Lisa: Rina, gue mau nanya nih. Lo gak keberatan sama pacar lo yang suka ngerokok?
Rina: Keberatan gimana maksudnya?
Lisa: Ya, lo gak takut sama kesehatan pacar lo? Lo gak takut sama bau rokok yang nempel di badan dan baju pacar lo? Lo gak takut sama dampak rokok buat hubungan lo?
Rina: Ah, itu sih hal sepele. Gue gak peduli sama semua itu. Yang penting pacar gue sayang sama gue. Lagian, dia kan udah dewasa. Dia punya hak buat ngerokok atau enggak.
Lisa: Tapi, Rina, lo harusnya peduli sama hal-hal kayak gitu. Lo harusnya ngasih tau pacar lo bahwa ngerokok itu gak baik buat dia dan buat lo juga. Lo harusnya ngajak pacar lo buat berhenti ngerokok.
Rina: Ngajak berhenti ngerokok? Gue udah pernah coba ngomong gitu ke dia. Tapi dia malah marah-marah. Dia bilang gue gak sayang sama dia apa adanya. Dia bilang gue gak menghargai pilihannya.
Lisa: Ya, itu kan karena dia belum sadar. Lo harus sabar dan terus ngasih tau dia. Lo harus kasih tau dia fakta-fakta tentang bahaya rokok. Lo harus kasih tau dia bahwa lo sayang sama dia dan pengin dia sehat.
Rina: Susah, Lis. Gue udah capek ngomong sama dia. Lagian, gue juga gak mau ribut-ribut terus sama dia. Gue juga gak mau kehilangan dia. Gue sayang banget sama dia.
Lisa: Rina, lo harus pinter-pinter nyikapi masalah ini. Lo gak bisa cuma diam aja dan biarin pacar lo ngerokok terus. Lo harus berani ngelawan rokok yang bisa merusak hidup pacar lo dan hidup lo juga.
Adegan 3
(Bu Siti sedang berada di ruang BK sekolah. Dia memanggil Rian, Bima, dan Andi untuk datang ke ruangannya.)
Bu Siti: Rian, Bima, Andi, tolong masuk ke ruangan saya sebentar.
Rian: Ada apa, Bu?
Bu Siti: Saya mau bicara serius dengan kalian bertiga.
Bima: Bicara serius tentang apa, Bu?
Bu Siti: Tentang kebiasaan kalian merokok di sekolah.
Andi: (kaget) Merokok di sekolah? Siapa yang bilang kami merokok di sekolah, Bu?
Bu Siti: Jangan pura-pura tidak tahu. Saya sudah mendapat laporan dari beberapa guru dan siswa bahwa kalian sering merokok di lapangan sekolah saat jam istirahat.
Rian: Laporan dari siapa, Bu? Itu kan fitnah. Kami gak pernah merokok di sekolah.
Bu Siti: Jangan berbohong. Saya punya bukti. Ini rokok yang saya temukan di tempat sampah dekat lapangan. Ini merek rokok yang kalian suka kan?
Bu Siti menunjukkan beberapa bungkus rokok yang sudah kosong.
Bima: (gugup) Eh, itu bukan punya kami, Bu. Itu punya orang lain.
Bu Siti: Jangan menyalahkan orang lain. Saya tahu kalian bertiga adalah perokok aktif. Saya sudah sering melihat kalian merokok di luar sekolah.
Andi: (berani) Ya, kalau di luar sekolah kami boleh merokok dong, Bu. Kami kan udah dewasa. Kami punya hak buat merokok atau enggak.
Bu Siti: Kalian salah besar. Kalian belum dewasa. Kalian masih di bawah umur. Kalian masih sekolah. Kalian tidak boleh merokok di mana pun dan kapan pun.
Rian: Kenapa kami tidak boleh merokok, Bu? Apa salahnya merokok?
Bu Siti: Salahnya banyak sekali. Merokok itu berbahaya buat kesehatan kalian. Merokok bisa menyebabkan berbagai penyakit, seperti kanker, jantung, paru-paru, dan lain-lain.
Bima: Ah, itu kan cuma mitos, Bu. Kami merokok udah lama tapi gak pernah sakit-sakit.
Bu Siti: Itu karena kalian belum merasakan efek jangka panjangnya. Tapi percayalah, suatu saat nanti kalian akan menyesal karena merokok.
Andi: Menyesal kenapa, Bu? Kami kan senang merokok. Kami merasa lebih keren dan lebih percaya diri kalau merokok.
Bu Siti: Keren? Percaya diri? Itu hanya ilusi belaka. Kalian tidak keren dan tidak percaya diri karena merokok. Kalian malah terlihat bodoh dan lemah karena merokok.
Rian: Bodoh dan lemah? Kok bisa?
Bu Siti: Ya, bodoh karena kalian tidak tahu bahwa rokok itu racun yang bisa membunuh kalian perlahan-lahan. Lemah karena kalian tidak bisa menolak godaan rokok dan tidak bisa mengendalikan diri kalian.
Bu Siti: Kalian juga tidak tahu bahwa merokok itu berdampak buruk buat orang-orang di sekitar kalian. Kalian tahu apa itu perokok pasif?
Bima: Perokok pasif itu apa, Bu?
Bu Siti: Perokok pasif itu adalah orang-orang yang tidak merokok tapi terkena asap rokok dari orang-orang yang merokok. Mereka bisa jadi teman, keluarga, atau siapa pun yang berada di dekat kalian saat kalian merokok.
Andi: Lalu apa masalahnya, Bu?
Bu Siti: Masalahnya adalah perokok pasif itu juga bisa terkena penyakit yang sama dengan perokok aktif. Bahkan, kadang-kadang mereka lebih parah karena mereka tidak sadar bahwa mereka terpapar asap rokok.
Rian: Wah, serius, Bu? Jadi kami bisa bikin orang lain sakit karena kami merokok?
Bu Siti: Ya, serius. Kalian bisa bikin orang lain sakit karena kalian merokok. Kalian bisa bikin pacar kalian sakit, sahabat kalian sakit, bahkan guru kalian sakit.
Rian: (terkejut) Pacar kami? Sahabat kami? Guru kami?
Bu Siti: Ya, pacar kalian, sahabat kalian, guru kalian. Kalian tahu gak siapa yang paling sering jadi korban perokok pasif dari kalian?
Bu Siti: Ya, siapa lagi kalau bukan Rina dan Lisa. Mereka adalah pacar dan sahabat kalian yang selalu setia menemani kalian. Mereka adalah orang-orang yang paling sering terpapar asap rokok dari kalian.
Rian: (terdiam) Rina dan Lisa?
Bu Siti: Ya, Rina dan Lisa. Kalian tahu gak apa yang mereka rasakan saat kalian merokok di depan mereka? Kalian tahu gak apa yang mereka pikirkan saat kalian merokok tanpa peduli dengan mereka?
Bima: (bingung) Apa, Bu?
Bu Siti: Mereka merasa tersiksa. Mereka merasa tidak dihargai. Mereka merasa tidak dicintai.
Andi: (heran) Tersiksa? Tidak dihargai? Tidak dicintai?
Bu Siti: Ya, tersiksa karena mereka harus menghirup asap rokok yang menyengat dan menyakitkan. Tidak dihargai karena kalian tidak menghormati pilihan mereka yang tidak mau merokok. Tidak dicintai karena kalian tidak peduli dengan kesehatan dan perasaan mereka.
Rian: (bersalah) Kami tidak tahu, Bu. Kami tidak bermaksud begitu.
Bu Siti: Kalian harus tahu. Kalian harus sadar. Kalian harus bertanggung jawab. Kalian harus berhenti merokok sekarang juga.
Adegan 4
(Rian, Bima, dan Andi sedang berada di puskesmas. Mereka mengalami sesak nafas dan batuk-batuk setelah merokok. Mereka diperiksa oleh Pak Budi, seorang dokter yang ramah dan bijaksana.)
Pak Budi: Baiklah, saya sudah memeriksa kalian bertiga. Hasilnya tidak begitu baik.
Rian: Apa maksudnya, Pak Dokter?
Pak Budi: Kalian bertiga mengalami gejala bronkitis akut. Ini adalah peradangan pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh asap rokok.
Bima: Bronkitis akut? Apa itu berbahaya, Pak Dokter?
Pak Budi: Bronkitis akut itu berbahaya jika tidak segera diobati. Ini bisa menyebabkan komplikasi seperti pneumonia atau paru-paru basah.
Andi: Pneumonia? Paru-paru basah? Apa itu lebih berbahaya lagi, Pak Dokter?
Pak Budi: Ya, tentu saja. Pneumonia dan paru-paru basah itu adalah infeksi pada paru-paru yang bisa mengancam nyawa. Ini bisa menyebabkan gagal napas atau kematian.
Rian: (ketakutan) Gagal napas? Kematian? Kami bisa mati karena merokok, Pak Dokter?
Pak Budi: Ya, kalian bisa mati karena merokok. Merokok itu adalah penyebab utama kematian yang bisa dicegah. Merokok itu membunuh jutaan orang setiap tahun di seluruh dunia.
Kesimpulan
Demikianlah contoh naskah drama 7 orang dengan tema rokok sebagai kenakalan remaja. Naskah drama ini menggambarkan bagaimana rokok dapat merusak hidup remaja, baik secara fisik maupun mental. Naskah drama ini juga mengajarkan kita untuk peduli dengan orang-orang di sekitar kita yang mungkin terkena dampak rokok dari kita.
Naskah drama ini dapat dijadikan sebagai bahan belajar dan berlatih bagi para siswa yang ingin membuat naskah drama sendiri. Naskah drama ini juga dapat dijadikan sebagai sarana edukasi dan hiburan bagi para penonton yang ingin menikmati pertunjukan drama. Naskah drama ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas masing-masing.
Semoga contoh naskah drama 7 orang dengan tema rokok sebagai kenakalan remaja ini bermanfaat bagi kita semua. Mari kita sadari bahwa merokok itu tidak ada manfaatnya sama sekali. Mari kita berhenti merokok dan menjauhi rokok. Mari kita hidup sehat dan bahagia tanpa rokok. 6c859133af